LAPORAN
PRATIKUM BIOKIMIA
KARBOHIDRAT
PERCOBAAN IODIN
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 5 :
1.
DARIIUS DARE (2O1453005)
2.
FRENGKY MANTUNDOI ( 201453032)
4.
CLARA ERGOR (2014530015)
LABORATORIUM
AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PAPUA
MANOKWARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Energi adalah hal utama yang dibutuhkan oleh
manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dapat diperoleh dari
makanan yang banyak mengandung senyawa organik seperti karbohidrat. Makanan yang
kaya akan karbohidrat bisa berasal dari biji-bijian maupun sayur-sayuran.
Karbohidrat merupakaan senyawa organik yang
terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh
manusia dalam melangsungkan hidup. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat
juga berfungsi sebagai cadangan makanan dan pemberi rasa manis pada makanan.
Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari,
baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional
dalam proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau
sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam
kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat pada tiap
bahan pangan berbeda.
Penting bagi kita untuk mengetahui serta
mengenali jenis-jenis karbohidrat yang terdapat pada bahan pangan. Dalam
menganalisa jenis karbohdirat pada tiap bahan pangan, ada berbagai cara yang
dapat dilakukan salah satunya ialah uji kualitatif karbohidrat dengan menggunakan
metode iodin.
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui kandungan karbohidrat
pada beberapa bahan pangan maka dilakukanlah praktikum uji karbohidrat metode
iodin ini.
I.2. Tujuan dan Prinsip
Pratikum
ü Tujuan
Tujuan praktikum karbohidrat percobaan iodin ini
adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan polisakarida (pati) yang
terdapat pada berbagai macam bahan.
ü Prinsip
Uji ini dimaksudkan untuk uji polisakarida,
dimana didasarkan pada reaksi iodine dengan polisakarida membentuk suatu
kompleks pati-iod yang bewarna biru.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Kentang (Solanum
Tuberosum)
Kentang (Solanum
tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang
memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula.
Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa
walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan. Kandungan karbohidrat
pada kentang mencapai sekitar 18 %, protein 2,4 % dan lemak 0,1 %. Total energi
yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal. Pati kentang
mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan
pati kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan
beragam citarasa yang enak dan penampilan menarik (Anonim, 2014).
2.2. Pepaya (Carica papaya)
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika tropis. Buah pepaya tergolong buah yang populer dan digemari oleh
hampir seluruh penduduk penghuni bumi ini. Batang, daun, dan buah pepaya muda
mengandung getah berwarna putih. Getah ini mengandung suatu enzim pemecah
protein atau enzim proteolitik yang disebut papain (Kalie, 1999).
Disamping gizinya yang tinggi, pepaya adalah buah yang memiliki kandungan
tinggi antioksidan. Ini termasuk vitamin C, vitamin A, vitamin E, vitamin B,
magnesium, kalium, dan serat. Antioksidan memerangi radikal bebas dalam tubuh
dan menjaga kesehatan sistem kardiovaskular dan memberikan perlindungan terhadap
kanker usus
besar (Superkunam, 2010).
besar (Superkunam, 2010).
2.3. Ubi Jalar (Ipomoea
batatas. L)
Terkandung karbohidrat 26.3 g dalam 100 g umbi ubi jalar. Umbi ubi
jalar juga memiliki antosianin yang terdapat pada pigmen warna ungu yang
terkandung dalam daging dan kulit ubi jalar, antosianin diyakini memiliki efek
anti oksidan yang cukup baik karena dapat menghambat radikal bebas. Gula ubi
jalar secara ilmiah dapat membantu menjaga peredaran darah dan kesehatan
jantung hal ini terjadi karena antosianin yang terdapat pada ubi jalar. Gula
ubi jalar memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk disakarida, disakarida
terdiri atas sukrosa, laktosa dan maltosa. Sukrosa banyak terdapat pada makanan
dan dapat kita temukan pada gula, yang dapat diperoleh dari gula ubi jalar.
Sukrosa terbentuk dari glukosa dan fruktosa. Gula ubi jalar akan mengalami
tahap isomerase yang akan diambil fruktosanya saja sehingga aman dikonsumsi
oleh semua orang (Rizal, 2011).
2.4. Pisang (Musa paradisiaca)
Jenis karbohidrat yang terdapat pada pisang adalah pati dan gula.
Kandungan gula pada pisang meja adalah 80%, dan pati kurang dari 5%. Sementara
pisang olah mengandung gula 66% dan pati 17%. Selama pematangan, pati akan
berubah menjadi gula. Itulah sebabnya, pisang menjadi lebih manis bila telah
masak. Kandungan gula dalam pisang memang jauh lebih tinggi daripada buah-buah
segar lainnya. Namun, kandungan karbohidrat dan lemak yang rendah membuat
pisang baik digunakan sebagai makanan diet. Selain gizinya bisa mencukupi,
pisang juga cukup baik untuk mengganjal perut karena bisa membuat kenyang
(Koswara, 2001).
2.5. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung
unsur-unsur: C, H dan O, terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu
kira-kira 75%. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat
dari karbon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2
berbanding 1 seperti air. Jadi C6H12O6 dapat
ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai
C12 (H2O)11 dan seterusnya, dan
perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn (H2O)n
(Sastrohamidjojo, 2005).
Menurut Sastrohamidjojo
(2005), karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan
sesuai dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau
gula dibagi menjadi empat kelas pokok yaitu sebagai berikut:
1. Gula yang sederhana atau
monosakarida, kebanyakan adalah senyawasenyawa yang mengandung lima dan enam
atom karbon. Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang
mengandung 5 karbon disebut pentosa. Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan
polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut
ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa
berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetal
antara gugus aldehida dan gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula
digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan
seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di
dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan
glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan dekstrin.
4. Glikosida,
dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka
mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh ikatan
glikosida
2.6. Metode Uji Iodin
Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi
polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine yang merupakan
I2 terlarut dalam potassium iodide. Reaksi antara polisakarida dengan
iodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat
berantai pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur
heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin. Amilum
dengan iodin dapat membentuk kompleks biru, amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat (Monruw, 2010).
dengan iodin dapat membentuk kompleks biru, amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat (Monruw, 2010).
Pati yang berikatan dengan iodin akan
menghasilkan warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya
pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul iodin dan terbentuklah warna
biru. Bila pati dipanaskan, spiral merenggang, molekul-molekul iodin terlepas
sehingga warna biru menghilang. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati
akan merefleksikan warna biru bila berupa polimer glukosa yang lebih besar dari
dua puluh, misalnya molekul-molekul amilosa. Bila polimernya kurang dari dua
puluh seperti amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna merah. Sedang
dekstrin dengan polimer 6,7 dan 8 membentuk warna coklat. Polimer yang lebih
kecil dari lima tidak memberikan warna dengan iodin (Winarno, 2004).
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks
berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis
menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan
memberikan warna biru sampai tidak berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan
iodium maka akan berwarna biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan
iodium akan memberikan warna ungu kehitaman (Mustaqim, 2012).
Larutan amilum setelah ditetesi iodium (sebelum
dipanaskan) larutan berwarna putih bening. Namun, setelah dipanaskan warna
larutan tetap putih bening tetapi ada endapan berwarna ungu didasar tabung
reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hidrolisis pati pada saat pemanasan.
Adapun endapan yang muncul di dasar tabung ini disebabkan karena proses
hidrolisis pati yang tidak sempurna. Endapan ini merupakan sisa dari
butir-butir amilum (Diwan, 2012).
Ikatan antara iod dan amilum berupa ikatan semu
karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan.
Apabila dipanaskan rantai amilum akan memanjang sehingga iod mudah terlepas,
sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut sehingga iod
kembali terikat dengan amilum. Hal ini karena kemampuan menghidrolisis sehingga
amilum berubah menjadi glukosa. Pengujian amilum dilakukan dalam suasana asam,
basa dan netral. Penambahan larutan iod 0,01 M pada air pada suasana basa tidak
terjadi perubahan warna karena iod tidak berikatan dengan amilum (Sherly,
2012).
Amilum bereaksi dengan molekul iod karena struktur amilum pada
larutan berbentuk heliks yang berbentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh
molekul iod di dalamnya. Namun, setelah dilakukan pemanasan, warna larutan
menjadi bening. Hal ini disebabkan karena adanya pemutusan ikatan Iod dengan
glukosa tadi atau terjadi penguraian ion (pelepasan iod dari amilum) karena
adanya perubahan suhu yang tinggi. Setelah didinginkan, larutan kembali
berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa
ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat
didinginkan (Raandesky, 2011).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Karbohidrat
Percobaan Iodin dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2015, pukul
08.00-10.00 WIT, di Laboratorium Agroklimatologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Papua.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah :
·
Gelas piala
·
Gelas ukur
·
Pipet 2 ml
·
Tabung reaksi
·
Pipet tetes
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah :
·
Pereaksi Iod
·
Ubi jalar, kentang, Pisang, Singkong
·
Belimbing, Jambu biji, Pepaya
3.3. Prosedur praktikum
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini, yaitu:
1.
Hancurkan bahan, timbang sebanyak 10 gram, lalu masukkan ke dalam
labu bakar dan larutkan dengan aquades himgga 100 ml. Kocok kuat-kuat.
2.
Pipet dan tempatkan ke dalam tabung reaksi larutan sampel
karbohidrat sebanyak 2 ml kemudian tambahkan tiga tetes pereaksi iod.
3.
Lihat perubahan warna bagi makromlekul yang tidak bercabang
(amilosa) akan memberikan warna biru. Sedangkan bagi makro molekul yang
bercabang (amilopektin) akan memberikan warna kehitaman.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Hasil yang di dapatkan dari praktikum karbohidrat percobaan iodin
adalah sebagai berikut:
Tabel
13.
Hasil Pengujian Karbohidrat Penambahan Iodine :
No
|
Bahan
|
Hasil Perlakuan Iodine
|
1.
|
Kentang
|
Bewarna hitam
|
2.
|
Ubi jalar
|
Hitam pekat
|
3.
|
Pepaya Mentah
|
Warna Biru
|
4.
|
Singkong
|
Tidak bewarna
|
5.
|
Jambu biji
|
Tidak ada perubahan
warna
|
6.
|
Pisang
|
Tidak ada perubahan
warna
|
7.
|
Belimbing
|
Tidak bewarna
|
4.2. Pembahasan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah
kentang, ubi jalar, singkong, belimbing, jambu biji, pisang dan pepaya. Kentang,
ubu jalar, dan singkong merupakan pangan yang kaya akan karbohidrat. Karbohidrat
yang terdapat pada kentang adalah amilum. Kandungan karbohidrat pada kentang
sekitar 18% dalam.. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anonim (2014) yang
menyatakan bahwa kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 %,
protein 2,4 % dan lemak 0,1 %. Total energi yang diperoleh dari 100 gram
kentang adalah sekitar 80 kkal. Kentang yang telah dihancurkan dan dilarutkan
dalam aquadest diambil sebanyak 3 mL dan dari 3 mL itu ditetesi dengan aquadest
sebanyak 2 tetes. Dari perlakuan tersebut larutan kentang menjadi putih keruh
hal ini terjadi karena aquadest merupakan pelarut yang bersifat netral
berfungsi sebagai pelarut dan tidak menghambat reaksi hidrolisis pati. Hasil
yang didapatkan sesuai dengan pernyataan Putri (2012) yang menyatakan bahwa
aquadest bukanlah reagen, dan aquadest memiliki pH netral, tidak asam serta
tidak basa. Sehingga pencampuran aquades tidak akan menghambat reaksi
hidrolisis pati.
Kentang dan ubi jalar setelah ditambahkan
iodine, terjadi perubahan warna yaitu
menjadi warna hitam. Hal ini berarti bahwa bahan-bahan tersebut mengandung
amilopektin. Seperti yang telah
dikatakan bahwa makro molekul yang bercabang (amilopektin) akan memberikan
warna kehitaman. Tetapi ada beberapa bahan yang tidak mengalami perubahan warna
apapun seperti jambu biji, pisang, dan
belimbing. Hal ini menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut tidak mengandung
amilosa dan amilopektin, karena tidak menunjukan perubahan warna sama sekali.
Berbeda dengan singkong yang setelah ditambahkan iodine, hasilnya adalah
awalnya bewarna hitam, tetapi lama-kelamaan warnanya kembali seperti semula.
Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya singkong memiliki kandungan amilopektin
tetapi jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan ubi jalar yang setelah
ditambahkan iodine mengalami perubahan warna menjadi hitam pekat atau bisa
dikatakan bahwa ubi jalar memiliki kandungan amilopektin lebih banyak dibandingkan
dengan singkong.
Pada buah papaya yang mentah setelah di tetesi
iodine mengalami perubahan warna yaitu menjadi warna biru. Hal ini menunjukan
bahwa pada buah papaya mentah mengandung amilosa. Dalam teori, warna biru
terbentuk akibat adanya reaksi dari ikatan amilum pada pepaya dengan
molekul pada larutan iodin pada saat proses penambahan larutan iodin. Hal ini
sesuai dengan Raandesky (2011) yang menyatakan bahwa amilum bereaksi
dengan molekul iod karena struktur amilum pada larutan berbentuk heliks yang
berbentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh molekul iod di dalamnya.
Berdasarkan hasil percobaan sampel yang
menunjukan reaksi positif terhadap uji iodine ini adalah kentang, ubi jalar,
singkong dan papaya mentah. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut mengalami
perubahan warna.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum
ini adalah sebagai berikut :
Jenis karbohidrat yang terdapat pada ubi jalar dan
kentang adalah amilopektin sedangkan yang mengandung amilosa adalah papaya
mentah.
Anonim. 2014. Kentang. http://agricenter.jogjaprov.go.id/index.php?action=generic
Anonim. 2011. Kandungan
Gizi yang Terdapat pada Jagung.http://jagastamina.
Diwan, 2011. Percobaan
Iod. http://www.scribd.com/doc/100878743/Biokimia-1-3 Percobaan Iod. Dia
akses pada tanggal 18 Mei 2015. Makassar.
Koswara, Soetrisno.
2001. Pisang untuk Diet dan Sehat. http://www.
untukperempuan.com/health-and-beauty/jaga-kesehatan-dengan-pisang.htmlS.Diakses pada tanggal 19
Mei 2015.
Mustaqim.
2012. Uji Identifikasi Karbohidrat. http://nizamora.blogspot.com/2012/09/